Jumat, 16 Mei 2014

Psikologi Pendidikan : Karakteristik Kepribadian Guru

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU


A.       Konsep Kepribadian Guru
Kepribadian ialah kumpulan sifat-sifat yang aqliah, jismiah, khalqiyah dan iradiah yang biasa membedakan seseorang dengan orang lain (Slamet Yusuf:37). Kepribadian itu bisa membangkitkan semangat, tekun dalam menjalankan tugas, senang memberi manfaat kepada murid menghormati peraturan sekolah sehingga membuat murid bersifat lemah lembut memberanikan mereka, mendorong pada cinta pekerjaan, memajukan berfikir secara bebas tetapi terbatas yang bisa membantu membentuk pribadi menguatkan kepribadian menguatkan kehendak membiasakan percaya pada diri sendiri. Suksesnya seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu tentang materi pelajaran serta banyaknya pengalaman. Tugas seorang guru itu sangat berat, tidak mampu dilaksanakan kecuali apabila kuat kepribadiannya, cinta dengan tugas, ikhlas dalam mengerjakan, memelihara waktu murid, cinta kebenaran, adil dalam pergaulan. Ada yang mengatakan bahwa masa depan anak-anak di tangan guru dan di tangan gurulah terbentuknya umat. 
B.     Guru
Dalam UU RI No 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam UU Sisdiknas 2003 bab XI Pasal 40 ayat 2b yang di maksud Guru adalah Pendidik professional yang wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.[1]
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mengarahkan dan membimbing seorang anak kearah perkembangan potensi pribadi secara optimal baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru memiliki peran untuk  mengembangkan potensi tersebut secara seimbang sampai pada tingkat yang setinggi mungkin. Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai melalui proses. Mengenai masalah proses pendidikan guru adalah pendidik yang merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Guru sangat mempengaruhi pengembangan dan pembentukan peserta didik, serta mencerdaskan bangsa, menghasilkan orang-orang yang berpengaruh bagi bangsa dan negara.
Mengetahui besarnya pengaruh dan peran guru dalam setiap usaha pendidikan, maka sudah seharusnya profesi guru dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar professional, berkompetensi dibidang guru, dan benar-benar memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para peserta didik, tentunya telah mengikuti pendidikan menjadi guru serta berpengalaman dalam persoalan mengajar, berorientasi pada kecakapan-kecakapan berdimensi ranah cipta, ranah rasa dan karsa.
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.[2]

C.    Kepribadian Guru
Mengenai pentingnya kepribadian guru, menurut Profesor Zakiah Daradjat, Kepribadian yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan jadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).[3]
Istilah kepribadian dalam ilmu psikologi mempunyai pengertian sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang. Kata kepribadian diambil dari terjemahan kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu personality. Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Ngainun Naim bahwa kata personality mempunyai pengertian sebagai sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dari orang lain. Antara satu psikolog dengan psikolog lain memiliki definisi yang berbeda-beda tentang kepribadian.
Dalam hal ini Zakiah Daradjat memberikan solusi, bahwa sebaiknya memandang kepribadian itu dari segi integritasnya. Sebab kepribadian terpadu itu akan dapat menghadapi segala persoalan dengan wajar dan sehat, karena segala unsur dalam pribadinya bekerja seimbang dan serasi. Pikirannya mampu bekerja dengan tenang, setiap masalah dapat dihadapi secara obyektif, artinya tidak dikaitkan dengan prasangka atau emosi yang tidak menyenangkan.
Menurut Witherington kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan sebagaimana yang tampak pada orang lain. Menurutnya kepribadian tersebut bukan hanya yang melekat pada diri seseorang, tetapi lebih merupakan hasil dari suatu pertumbuhan yang lama dalam suatu lingkungan kultural.
Menurut Zakiah Daradjat, bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakan, ucapan, cara bergaul, baik yang ringan maupun yang berat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian (1) mantap dan stabil yang memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku, dan bangga sebagai guru; (2) dewasa, yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru; (3) arif dan bijaksana, yaitu perilaku yang menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat; (4) berwibawa, yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik; dan (5) memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religious, jujur, ikhlas, dan suka menolong. Nilai kompetensi kepribadian dapat digunakan sebagai sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi peserta didik.
Kepribadian guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Peserta didik akan merasa senang mengikuti pembelajaran jika gurunya menyenangkan. Suasana menyenangkan yang dirasakan oleh peserta didik akan memperlancar proses pembelajaran, hal tersebut memberi andil yang sangat besar terhadap tercapainya tujuan pembelajaran pada khususnya, dan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran adalah suatu keputusan yang sangat penting dan tepat.

D.    Karakteristik Kepribadian Guru
1.      Fleksibilitas Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif ( keluwesan ranah cipta ) merupakan kemampuan berpikir luas dan memadai dalam situasi tertentu. Kebalikanya adalah frigditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurang mampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Guru yang fleksibel pada umunya di tandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu ia juga mempunyai resistensi (daya tahan ) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis adalah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang di pusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu (Heger & Kaye,1990).
2.      Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Guru yang terbuka secara psikologi akan di tandai dengan kesediaanya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antar lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja, Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Disamping itu ia juga memiliki empati, yakni respon afektif terhadap pengalaman emosionalnya dan perasaan tertentu orang lain (Reber,1988). Contohnya jika seorang muridnya di ketahui sedang mengalami kemalangan, maka ia turut bersedih dan menunjukan simpati serta berusaha memberi jalan keluar. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai panutan siswa. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Keterbukaan psikologis juga di perlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.
Sifat-sifat yang harus dimiliki Guru :
Ada 2 sifat yang wajib dimiliki seorang guru, Profesional (1), dan Berakhlak Mulia (2).
a.)       Profesional diantaranya, seorang guru memiliki pengalaman pendidikan dan pelatihan menjadi seorang yang ahli dibidang profesi guru, dan merasa bertanggung jawab dibidang guru.
b.)       Berakhlak Mulia diantaranya :
1.      Ikhlas dalam menyampaikan ilmu
Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia. Seorang guru haruslah mempunyai niat yang ikhlas dalam memberikan didikan dan ajaran kepada anak didik. Dengan sifat ikhlas seorang guru akan selalu terjaga dari perbuatan buruk.
2.      Jujur
Hendaknya guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya. Tanda kejujuran itu ialah menerapkan anjurannya itu pertama-tama pada dirinya sendiri. Jika ilmu dengan amalnya telah sejalan, maka para pelajar akan mudah meniru dan mengikutinya dalam setiap perkataan dan perbuataannya. Tetapi jika perbuatannya bertentangan dengan seruannya, maka pada para pelajar timbul keengganan mengamalkan apa yang diucapkan gurunya.
3.      Amanah
Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjalankan profesinya. Seorang guru diharapkan untuk selalu dapat menjaga amanah dalam memberikan pelajaran dan didikan kepada anak didik. Allah Swt berfirman dalam Al qur’an surah An-nisa ayat 58, Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
4.      Wajib menyampaikan ilmunya
Guru diwajibkan untuk menyampaikan ilmu yang dia miliki karena sesungguhnya kewajiban guru terhadap anak didik salah satunya adalah menyampaikan ilmu.
5.      Cerdas
Seorang guru tidak hanya hanya dituntut untuk pintar tetapi juga guru harus memiliki kecerdasan dalam memberikan pelajaran kepada anak didik.
6.      Rajin menambah dam memperbaharui ilmu pengetahuan
Seiring dengan perkembangan zaman guru dituntut untuk selalu memperbaharui ilmu yang dia miliki karena ilmu pada zaman sekarang sudah banyak mengalami perkembangan dan pembaharuan. Hendaknya guru senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan membiasakan untuk terus mengkajinya. Kita melihat, bagaimana Allah memerintahkan kepada para pengikut Rasul supaya menjadi orang-orang Rabbaniyyin dengan mempelajari Al-Kitab dan mengajarkannya.
7.      Tawadu’ (Rendah hati) dan Berani
Seorang guru dituntut untuk memiliki ketawad’an dan keberanian dalam menghadapi para peserta didik. Guru tidak boleh takut dalam mengambil suatu tindakan. Guru harus bisa mengambil suatu tindakan yang bijaksana dalam memecahkan suatu perkara ataupun masalah tanpa harus harus merasa takut ataupun tertekan. Sebagaimana dalam al qur ‘an suroh al baqaroh ayat 150, Artinya: Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
8.      Sabar
Dalam menghadapi anak didik, guru senantiasa dituntut untuk dapat bersifat sabar kepada anak didik. Karena sesungguhnya siswa memiliki kepribadian yang beraneka ragam. Oleh sebab itu guru harus sabar dalam mendidiknya. Islam menganjurkan untuk selalu berbuat sabar sebagaimana dalam Al qur’an surah Al baqoroh ayat 153, Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
9.      Menjadi Tauladan
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan Agama, norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara.
10.  Qana’ah
Memiliki sifat selalu bersyukur, Qana,ah merupakan sifat yang sudah seharusnya ditanamkan dalam diri seorang yang menjadi guru, sebab sifat qana’ah salah satu sifat yang dapat mendorong seorang guru lebih merasa bertanggung jawab dengan profesinya.



REFERENSI
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, CV Bintang Selatan, 1989
Danim Sudarwan, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, ALFABETA, Bandung, 2010
Daradjat Zakiah, Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta, 1978
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010



[1]  Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan (Cet. 16, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h. 222
[2] Danim Sudarwan, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru (Cet. 2. Bandung: ALFABETA, 2010) h. 17
[3] Ibid, h. 225

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda