Psikologi Pendidikan : Karakteristik Kepribadian Guru
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU
A. Konsep Kepribadian Guru
Kepribadian
ialah kumpulan sifat-sifat yang aqliah, jismiah, khalqiyah dan iradiah
yang biasa membedakan seseorang dengan orang lain (Slamet Yusuf:37). Kepribadian
itu bisa membangkitkan semangat, tekun dalam menjalankan tugas, senang memberi
manfaat kepada murid menghormati peraturan sekolah sehingga membuat murid
bersifat lemah lembut memberanikan mereka, mendorong pada cinta pekerjaan,
memajukan berfikir secara bebas tetapi terbatas yang bisa membantu membentuk
pribadi menguatkan kepribadian menguatkan kehendak membiasakan percaya pada
diri sendiri. Suksesnya seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu
tentang materi pelajaran serta banyaknya pengalaman. Tugas seorang guru itu
sangat berat, tidak mampu dilaksanakan kecuali apabila kuat kepribadiannya,
cinta dengan tugas, ikhlas dalam mengerjakan, memelihara waktu murid, cinta
kebenaran, adil dalam pergaulan. Ada yang mengatakan bahwa masa depan anak-anak
di tangan guru dan di tangan gurulah terbentuknya umat.
B. Guru
Dalam UU RI No 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam UU
Sisdiknas 2003 bab XI Pasal 40 ayat 2b yang di maksud Guru adalah Pendidik
professional yang wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.[1]
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan
tanggung jawab untuk mengarahkan dan membimbing seorang anak kearah
perkembangan potensi pribadi secara optimal baik aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Guru memiliki peran untuk mengembangkan potensi tersebut
secara seimbang sampai pada tingkat yang setinggi mungkin. Pendidikan memiliki tujuan yang
harus dicapai melalui proses. Mengenai masalah proses pendidikan guru adalah
pendidik yang merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan setiap usaha
pendidikan. Guru sangat mempengaruhi pengembangan dan pembentukan peserta
didik, serta mencerdaskan bangsa, menghasilkan orang-orang yang berpengaruh
bagi bangsa dan negara.
Mengetahui besarnya pengaruh dan peran guru dalam setiap
usaha pendidikan, maka sudah seharusnya profesi guru dimiliki oleh orang-orang
yang benar-benar professional, berkompetensi dibidang guru, dan benar-benar
memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai
panutan para peserta didik, tentunya telah mengikuti pendidikan menjadi guru
serta berpengalaman dalam persoalan mengajar, berorientasi pada
kecakapan-kecakapan berdimensi ranah cipta, ranah rasa dan karsa.
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika
guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi,
kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma
etik tertentu.[2]
C. Kepribadian Guru
Mengenai pentingnya kepribadian guru,
menurut Profesor Zakiah Daradjat, Kepribadian yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan jadi
perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik
yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa (tingkat menengah).[3]
Istilah kepribadian dalam ilmu psikologi
mempunyai pengertian sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang. Kata
kepribadian diambil dari terjemahan kata yang berasal dari bahasa Inggris,
yaitu personality. Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Ngainun
Naim bahwa kata personality mempunyai pengertian sebagai sifat dan
tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dari orang lain. Antara satu
psikolog dengan psikolog lain memiliki definisi yang berbeda-beda tentang
kepribadian.
Dalam hal ini Zakiah Daradjat memberikan
solusi, bahwa sebaiknya memandang kepribadian itu dari segi integritasnya.
Sebab kepribadian terpadu itu akan dapat menghadapi segala persoalan dengan
wajar dan sehat, karena segala unsur dalam pribadinya bekerja seimbang dan
serasi. Pikirannya mampu bekerja dengan tenang, setiap masalah dapat dihadapi
secara obyektif, artinya tidak dikaitkan dengan prasangka atau emosi yang tidak
menyenangkan.
Menurut Witherington kepribadian adalah
keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan sebagaimana yang tampak
pada orang lain. Menurutnya kepribadian tersebut bukan hanya yang melekat pada
diri seseorang, tetapi lebih merupakan hasil dari suatu pertumbuhan yang lama
dalam suatu lingkungan kultural.
Menurut Zakiah Daradjat, bahwa
kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau
diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya
dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakan, ucapan, cara
bergaul, baik yang ringan maupun yang berat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian (1) mantap dan stabil yang memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku, dan bangga sebagai
guru; (2) dewasa, yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru; (3) arif dan bijaksana, yaitu
perilaku yang menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat; (4) berwibawa, yaitu perilaku guru yang disegani sehingga
berpengaruh positif terhadap peserta didik; dan (5) memiliki akhlak mulia dan
memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai
norma religious, jujur, ikhlas, dan suka menolong. Nilai kompetensi kepribadian
dapat digunakan sebagai sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi
peserta didik.
Kepribadian guru dalam proses
pembelajaran dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik terhadap pelajaran
yang diberikan oleh guru. Peserta didik akan merasa senang mengikuti
pembelajaran jika gurunya menyenangkan. Suasana menyenangkan yang dirasakan
oleh peserta didik akan memperlancar proses pembelajaran, hal tersebut memberi
andil yang sangat besar terhadap tercapainya tujuan pembelajaran pada
khususnya, dan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu,
menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran adalah suatu keputusan yang
sangat penting dan tepat.
D.
Karakteristik
Kepribadian Guru
1. Fleksibilitas
Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif ( keluwesan
ranah cipta ) merupakan kemampuan berpikir luas dan memadai dalam situasi
tertentu. Kebalikanya adalah frigditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang
ditandai dengan kekurang mampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan
situasi yang sedang dihadapi. Guru yang fleksibel pada umunya di tandai dengan
keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu ia juga mempunyai resistensi
(daya tahan ) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan
dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi
tertentu seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis
adalah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang di pusatkan pada
pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan
atau menghindari sesuatu (Heger & Kaye,1990).
2. Keterbukaan
Psikologis Pribadi Guru
Guru yang terbuka secara psikologi
akan di tandai dengan kesediaanya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan
dirinya dengan faktor-faktor ekstern antar lain siswa, teman sejawat, dan
lingkungan pendidikan tempatnya bekerja, Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Disamping
itu ia juga memiliki empati, yakni respon afektif terhadap pengalaman
emosionalnya dan perasaan tertentu orang lain (Reber,1988). Contohnya jika
seorang muridnya di ketahui sedang mengalami kemalangan, maka ia turut bersedih
dan menunjukan simpati serta berusaha memberi jalan keluar. Keterbukaan
psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai panutan siswa.
Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu
dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Keterbukaan
psikologis juga di perlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi
guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan
dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.
Sifat-sifat
yang harus dimiliki Guru :
Ada 2 sifat yang
wajib dimiliki seorang guru, Profesional (1), dan Berakhlak Mulia (2).
a.) Profesional
diantaranya, seorang guru memiliki pengalaman pendidikan dan pelatihan menjadi
seorang yang ahli dibidang profesi guru, dan merasa bertanggung jawab dibidang
guru.
b.) Berakhlak
Mulia diantaranya :
1.
Ikhlas dalam
menyampaikan ilmu
Guru adalah
suatu profesi yang sangat mulia. Seorang guru haruslah mempunyai niat yang
ikhlas dalam memberikan didikan dan ajaran kepada anak didik. Dengan sifat
ikhlas seorang guru akan selalu terjaga dari perbuatan buruk.
2.
Jujur
Hendaknya guru
jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya. Tanda kejujuran itu ialah
menerapkan anjurannya itu pertama-tama pada dirinya sendiri. Jika ilmu dengan
amalnya telah sejalan, maka para pelajar akan mudah meniru dan mengikutinya
dalam setiap perkataan dan perbuataannya. Tetapi jika perbuatannya bertentangan
dengan seruannya, maka pada para pelajar timbul keengganan mengamalkan apa yang
diucapkan gurunya.
3.
Amanah
Guru mempunyai tanggung
jawab yang besar dalam menjalankan profesinya. Seorang guru diharapkan untuk
selalu dapat menjaga amanah dalam memberikan pelajaran dan didikan kepada anak
didik. Allah Swt berfirman dalam Al qur’an surah An-nisa ayat 58, Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.
4.
Wajib menyampaikan
ilmunya
Guru diwajibkan
untuk menyampaikan ilmu yang dia miliki karena sesungguhnya kewajiban guru
terhadap anak didik salah satunya adalah menyampaikan ilmu.
5.
Cerdas
Seorang guru
tidak hanya hanya dituntut untuk pintar tetapi juga guru harus memiliki
kecerdasan dalam memberikan pelajaran kepada anak didik.
6.
Rajin menambah
dam memperbaharui ilmu pengetahuan
Seiring dengan
perkembangan zaman guru dituntut untuk selalu memperbaharui ilmu yang dia
miliki karena ilmu pada zaman sekarang sudah banyak mengalami perkembangan dan
pembaharuan. Hendaknya guru senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan
membiasakan untuk terus mengkajinya. Kita melihat, bagaimana Allah
memerintahkan kepada para pengikut Rasul supaya menjadi orang-orang Rabbaniyyin
dengan mempelajari Al-Kitab dan mengajarkannya.
7. Tawadu’
(Rendah hati) dan Berani
Seorang guru
dituntut untuk memiliki ketawad’an dan keberanian dalam menghadapi para peserta
didik. Guru tidak boleh takut dalam mengambil suatu tindakan. Guru harus bisa
mengambil suatu tindakan yang bijaksana dalam memecahkan suatu perkara ataupun
masalah tanpa harus harus merasa takut ataupun tertekan. Sebagaimana dalam al
qur ‘an suroh al baqaroh ayat 150, Artinya: Dan dari mana saja kamu (keluar),
Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu
(sekalian) berada, Maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah
bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar
Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
8.
Sabar
Dalam menghadapi
anak didik, guru senantiasa dituntut untuk dapat bersifat sabar kepada anak
didik. Karena sesungguhnya siswa memiliki kepribadian yang beraneka ragam. Oleh
sebab itu guru harus sabar dalam mendidiknya. Islam menganjurkan untuk selalu
berbuat sabar sebagaimana dalam Al qur’an surah Al baqoroh ayat 153, Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
9.
Menjadi Tauladan
Setiap anak
mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena
itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat
harus sesuai dengan Agama, norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan
negara.
10.
Qana’ah
Memiliki sifat
selalu bersyukur, Qana,ah merupakan sifat yang sudah seharusnya ditanamkan
dalam diri seorang yang menjadi guru, sebab sifat qana’ah salah satu sifat yang
dapat mendorong seorang guru lebih merasa bertanggung jawab dengan profesinya.
REFERENSI
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, CV Bintang
Selatan, 1989
Danim
Sudarwan, Profesionalisasi dan Etika
Profesi Guru, ALFABETA, Bandung, 2010
Daradjat Zakiah, Kepribadian Guru, Bulan
Bintang, Jakarta, 1978
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda