Komunikasi Pendidikan : Dampak dan Pola Komunikasi Dalam Keluarga
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
sering kali kurang menyadari bahwa segala hal dalam kehidupan keluarga
merupakan bagian dari bentuk komunikasi. Komunikasi adalah salah satu alat yang
memiliki banyak manfaat dalam sebuah keluarga dan merupakan faktor penting dalam
membina hubungan keluarga dan pembentukan karakter anak. Seorang istri harus
mengerti cara berkomunikasi dengan suami, begitu pun sebaliknya, juga melakukan
komunikasi dengan anak-anak. Komunikasi dalam keluarga tidak hanya dapat di lihat
saat berbicara empat mata atau saat berkumpul dengan keluarga, pakaian dan
parfum yang dipakai pun merupakan salah satu bentuk komunikasi, hal tersebut
bisa menjadi pesan bagi sang suami, selain itu pasangannya pun harus pandai
dalam menangkap dan menerjemahkan pesan yang diberikan. Sulit terbayangkan jika
kehidupan manusia tanpa komunikasi. Sejak buka mata sampai menutup mata kita
selalu berkomunikasi. Baik dengan diri sendiri, antar pribadi dan dengan banyak
orang. Kemampuan berkomunikasi yang dimiliki semua makhluk dengan berbagai
tingkat kerumitannya-dengan manusia yang memiliki tingkat komplekstitas
tertinggi-dianugerahkan oleh Allah, agar semua makhluk itu dapat hidup. Hidup
yang kita miliki dan jalani tidak dapat berlangsung tanpa komunikasi.
Hidup
seseorang tidak akan pernah lepas dari komunikasi, baik secara sengaja maupun
tanpa di sadari. Komunikasi tidak hanya dilakukan saat sedang serius ataupun
dalam keadaan santai, tetapi juga dapat dilakukan dengan berolahraga bersama
ataupun saat sedang berjalan-jalan dengan pasangan dan anak Anda. Hal tersebut
merupakan salah satu cara yang dapat menjaga komunikasi dalam keluarga. Banyak
keluarga yang hancur karena kurang memperhatikan faktor komunikasi, seringkali
dalam satu keluarga banyak yang sering mengalami perselisihan, baik antara
suami istri maupun dengan anak. Hal ini terjadi karena banyak keluarga yang
belum memahami dan tidak dapat menggunakan komunikasinya dengan benar.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian diatas, penulis membuat beberapa rumusan masalah yang akan di bahas
dalam makalah ini.
1. Bagaimana
Pengertian komunikasi ?
2. Bagaimana
Fungsi-Fungsi Komunikasi ?
3. Bagaimana
Karakteristik Tataran Komunikasi ?
4. Bagaimana
Bentuk-bentuk Komunikasi dalam keluarga pada masyarakat sekarang ? (Berdasarkan
Pengamatan)
C.
Tujuan
Tanpa
adanya komunikasi manusia akan sulit memahami tentang orang lain, khusunya pada
kelompok keluarga. Maka dari itu, sangat perlu untuk mendalami makna dan
manfaat dari komunikasi. Jadi, tujuan Penulis menyusun makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui Pengertian komunikasi
2. Agar
dapat memahami Beberapa Fungsi komunikasi
3. Untuk
mengetahui Karakteristik Tataran Komunikasi
4. Supaya
mengetahui tentang bentuk-bentuk komunikasi dalam keluarga pada masyarakat
sekarang, dan dijadikan bahan perbandingan bagi penulis dan pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Komunikasi
Secara
etimologis komunikasi berasal dari kata “communicare” berarti proses
transformasi suatu informasi atau pesan yang disampaikan kepada pihak lain.
Sedangkan menurut istilah
komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin
communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi
diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas
komunikasi tersebut.[1]
Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan,
pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan(penerima) dari
komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak
langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan
bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di
inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan
dampak kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Komunikasi
merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di kemukakan
oleh Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate” yang artinya
”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)[2]
Komunikasi
adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila
tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik
secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.
Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi
dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok,
atau organisasi.
Sebagai makhluk sosial, kita
tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan
dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama
proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik,
psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah
ruang kosong. Pelaku proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak
dinamis. Komunikasi menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku
komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada
dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat
membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di
sekitarnya.
B.
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Komunikasi
merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain,
dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia
itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Onong Uchjana Effendy menjelaskan
bahwa terdapat beberapa fungsi komunikasi yaitu :
1. Menginformasikan
(to inform)
Memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan
kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah
laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik
(to educated)
Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi,
manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang
lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
3. Menghibur
(to entertain)
Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi,
pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau
menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi
(to influence)
Mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya
berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi
berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di
harapkan.[3]
Sedangkan
menurut William I Gordon Fungsi
Komunikasi adalah :
1. Komunikasi
Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan. Komunikasi sosial penting untuk:
- Konsep
diri, yaitu pandangan kita mengenai siapa diri kita sendiri dan itu hanya
bisa kita peroleh melalui informasi yang diberikan orang lain kepada kita.
- Eksistensi
diri. Dengan berkomunikasi, kita dapat menunjukkan eksistensi diri
kita atau aktualisasi diri.
- Untuk
kelangsungan hidup, memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan.
2.
Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sendirian maupun dalam
kelompok. Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan atau emosi kita. Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain. Perasaan tersebut
terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal.
3.
Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Mereka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan komitmen
mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama.
4.
Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum,
antara lain menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan
dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur.[4]
Pendapat para ahli tersebut memberikan Pengertian bahwa
fungsi komunikasi tidak hanya sekedar memberikan informasi, ide melalui ucapan
kepada orang lain, tetapi juga sebagai alat untuk memperbaiki hubungan dan
perbuatan setiap indivu kearah yang lebih bermanfaat, serta dapat mempengaruhi
pikiran dan sikap manusia bahkan kelompok sosial masyarakat lain.
C.
Karakteristik Tataran Komunikasi
Komunikasi
selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau situasi tertentu.
Secara teoretis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai cara,
tergantung kategori yang kita gunakan. Misalnya, berdasarkan kategori jenis
muatan pesan, komunikasi dapat dibagi atas komunikasi politik, komunikasi
bisnis, komunikasi kesehatan, komunikasi sosial, dan sebagainya.
Dilihat dari
jumlahnya, komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas satu orang, banyak
orang (kelompok kecil, kelompok besar, atau organisasi), dan massa. Maka
berdasarkan kategori jumlah manusia yang terlibat di dalamnya, komunikasi dapat
terjadi dalam bentuk antarpribadi, kelompok, organisasi, massa dan antarbudaya.
Namun, sebelum terjadi komunikasi antarpribadi, terjadi komunikasi di dalam
diri komunikator, yang kita sebut komunikasi intrapribadi. Penggolongan
berdasarkan hal ini kita sebut tataran komunikasi. Berikut ini adalah
pembahasannya:
1. Komunikasi
Intrapribadi (intrapersonal communications)
Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator atau
lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri. Misalnya, Setiap pribadi bertanya
kepada diri sendiri, “Dalam situasi ini, apa yang sebaiknya saya lakukan?”
Dalam komunikasi intrapribadi, seseorang bertindak sebagai komunikator dan
sekaligus komunikan. Komunikasi intrapribadi merupakan dasar komunikasi
antarpribadi. Ketika berbicara dengan orang lain, sesungguhnya orang tersebut telah merampungkan suatu
proses berkomu-nikasi dengan diri sendiri, “Apa yang ingin saya tanyakan? Pesan
apa yang akan saya sampaikan? Bagaimana sebaiknya cara menyampaikannya?” Proses
ini berlangsung dengan cepat, hampir tanpa disadari, kecuali ketika Manusia
pertama kali belajar berbicara atau pertama kali menggunakan bahasa asing yang
belum terlalu di kuasai. Dengan selesainya komunikasi intrapribadi, di mana
manusia melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesannya, maka hal ini
masuk pada tataran komunikasi antarpribadi.
2. Komunikasi
Antarpribadi (interpersonal communications)
Komunikasi
antarpribadi dapat terjadi dalam kon-teks satu komunikator dengan satu
komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu komunikator dengan dua
komunikan (komunikasi triadik: tiga orang). Lebih dari tiga orang biasanya
dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara
tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi (nonmedia massa),
seperti telepon. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator relatif cukup
mengenal komunikan, dan sebaliknya, pesan dikirim dan diterima secara simultan dan
spontan, relatif kurang terstruktur, demikian pula halnya dengan umpan balik
yang dapat diterima dengan segera. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi
berlangsung secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan terus
dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator dan komunikan
relatif setara. Proses ini lazim disebut dialog, walaupun dalam konteks
tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu pihak yang mendominasi
percakapan. Efek komunikasi antarpribadi paling kuat di antara tataran komunikasi
lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat mempengaruhi langsung
tingkah laku (efek konatif) dari komunikannya, memanfaatkan pesan verbal dan
nonverbal, serta segera merubah atau menyesuaikan pesannya apabila didapat
umpan balik negatif.
3. Komunikasi
Kelompok (group communications)
Apabila jumlah
pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap komunikasi kelompok
kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan komunikasi
kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah manusia pelaku
komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak ditentukan
secara matematis, melainkan tergantung pada ikatan emosional antar anggotanya.
Dalam komunikasi kelompok, komunikator relatif mengenal komunikan, dan demikian
juga antarkomunikan. Bentuk komunikasi kelompok kecil misalnya adalah
pertemuan, rapat, dan lainlain. Komunikasi kelompok kecil pasti melibatkan
komunikasi antarpribadi, sehingga teori komunikasi antarpribadi juga berlaku di
sini. Umpan balik dapat diterima dengan segera, menentukan penyampaian pesan
berikutnya. Namun, pesan relatif lebih terstruktur daripada komunikasi
antarpribadi, bersifat formal maupun informal. Komunikasi kelompok sering kita
temui dalam keluarga, tetangga, teman dan kerabat, atau kelompok diskusi.
Komunikasi kelompok dapat terjadi di dalam kelompok dan juga antarkelompok.
4. Komunikasi
dalam Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi di
dalam organisasi maupun antarorganisasi, bersifat formal maupun informal.
Semakin formal sifatnya, semakin terstruktur pesan yang disampaikan. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi: komunikasi ke atas, ke
bawah, maupun horizontal. Sedangkan komunikasi informal adalah yang terjadi di
luar struktur organisasi. Karenanya, komunikasi organisasi melibatkan
komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, komunikasi intrapribadi, dan
terkadang komunikasi publik juga muncul di dalamnya.
5. Komunikasi
Massa
Komunikasi
massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis
yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Karena itu,
agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media
massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Dalam tataran
komunikasi ini, komunikator dan komunikan serta antarkomunikan relatif tidak
saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat heterogen. Komunikator dapat
berbentuk organisasi (misal, tim redaksi, atau LSM yang menyatakan protes
terhadap sesuatu). Pesan pesannya relatif bersifat umum, disampaikan secara
serentak dan sangat terstruktur. Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif
tidak ada atau bersifat tunda. Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan
balik komunikan dengan segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus
dilakukan survei atau penelitian. Di dalam komunikasi massa terjadi pula
komunikasi organisasi, komunikasi kelompok besar atau pun kecil, komunikasi
antarpribadi, dan komunikasi intrapribadi.
6. Komunikasi
Antarbudaya (intercultural communication)
Komunikasi antarbudaya
terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan
oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain.
Definisi lain bahwa proses komunikasi antarbudaya merupakan interaksi
antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang
yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada
mengenai komunikasi antarbudaya menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi
apabila terdapat dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang
melaksanakan proses komunikasi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Bentuk-bentuk dan dampak Komunikasi Dalam Keluarga
Keberhasilan
keluarga dalam menanamkan nilai- nilai kebijakan pada anak sangat tergantung
pada pola komunikasi yang dilakukan orang tua dengan anaknya. Berdasarkan
pengamatan Penulis, terdapat beberapa macam pola komunikasi keluarga yang
terjadi dalam masyarakat yaitu :
1. Pola komunikasi otoriter , yaitu mempunyai ciri, kekuasan orang
tua dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap tingkah laku
anak sangat ketat, orang tua menghukum anak tidak patuh, sering terjadi pemukulan
atau kekerasan pada anak.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, pada pasal 5 disebutkan bahwa
setiap orang dilarang melakukan kekerasan terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya
dengan cara kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, ataupun
penelantaran rumah tangga.
a.
Kekerasan fisik. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau terluka berat.
b.
Kekerasan psikis. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada
seseorang.
c.
Kekerasan seksual. Kekerasan seksual meliputi pemaksaan
hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang dalam lingkup rumah tangga untuk
tujuan komersil dan/atau tujuan tertentu.
d.
Penelantaran rumah tangga. Penelantaran rumah tangga berlaku
bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi dan/ atau melarang untuk bekerja sehingga korban berada di bawah
kendali pelaku.[5]
2. Pola komunikasi demokratis, komunikasi berbentuk kerjasama
antara orang tua-anak, anak di akui sebgai pribadi, ada bimbingan dan
pengarahan dari orang tua, kontrol orang tua tidak kaku.
Pola demokratis
ini, memberikan dampak positif bagi pembentukan karakter anak hingga dewasa.
Beberapa dampak positif tersebut yaitu :
a. Anak memiliki sikap selalu menghargai orang lain
b. Anak sudah mampu bersikap mandiri dalam mendapatkan hal yang menjadi
keinginginannya
c. Anak mempunyai ketegasan dalam mengambil keputusan
d. Anak merasa termotivasi dalam berkreasi, dan
e. Kestabilan kecerdasan anak selalu terjaga
3. Pola Komunikasi permisif, mempunyai ciri, dominasi oleh anak,
sikap longgar atau kebebasan dari orangt tua, kontrol dan perhatian orang tua
sangat kurang.
Pengabaian
orang tua terhadap anak sering ditemui pada masyarakat sekrang ini. Orang tua
tidak lagi memiliki rasa kepedulian kepada anak. Sikap acuh tak acuh orang tua
dengan anak tidak hanya terjadi di kalangan keluarga ekonomi lemah, tapi juga
banyak terjadi pada kalangan orang-orang yang memiliki harta dan jabatan.
Sebenarnya, Penyikasaan bukan saja dengan kekrasan fisik, akan tetapi
pengabaian juga akan dirasakan oleh anak sebagai penyiksaan bagi pikiran dan
jiwa mereka. Akibat dari pengabaian ini, Terdapat beberapa masalah yang di
alami anak yaitu :
a.
Anak merasa kesepian akibat
kurangnya perhatian orang tua
b.
Anak merasa kesulitan dalam
membangun hubungan dengan orang lain
c.
Anak cenderung suka menyendiri
d.
Motivasi diri berkurang, akibatnya
prestasi menurun
e.
Depresi dan Mudah merasa emosi
yang berlebihan
f.
Anak dominan memiliki sikap buruk
g.
Selalu punya persepsi negativ
terhadap kahidupan
B.
Solusi
Beberapa
perkara penting yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan komunikasi dalam
keluarga :
1. Berkomunikasilah di atas dasar Cinta kasih.
Komunikasi yang didasari oleh rasa cinta kasih akan lebih menciptakan suasana
keluarga yang harmonis dan jauh dari ketegangan serta kegelisahan.
2. Melayani anak sepenuh hati. Sikap kepedulian ini akan
membuat anak merasa dibutuhkan, dihargai, dan dianggap penting dalam
keluarga. sehingga menjaga keutuhan dan
menambah rasa cinta anak terhadap orang tua.
3. Cerdas dalam menempatkan sikap dan perasaan, Setiap
perkara itu ada masa dan situasi yang paling tepat.
4. Menghidupkan sikap-sikap keagamaan dalam keluarga, dan
5. Selalu berpikir positif
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
adalah kunci kesuksesan keluarga, hal ini dapat dibenarkan sejauh komunikasi
dilakukan secara kontinyu dan dipelihara dengan baik. Komunikasi bukan secara
otomatis memberi kontribusi bagi kesuksesan keluarga. Yang pasti komunikasi
dapat menjadi terapi untuk terbangunnya kepribadian yang sehat. Tapi sebaliknya,
buruknya komunikasi antar anggota keluarga menimbulkan banyak masalah yang
berkaitan dengan jati diri seseorang dan sosialisasi dirinya. Apabila keluarga
masih dipercaya sebagai institusi yang sangat berpengaruh bagi pembentukan
pribadi maka rusaknya komunikasi dalam keluarga pastilah menghancurkan potensi
kesuksesan seseorang.
B.
Saran
Tujuan
komunikasi yang paling utama adalah untuk mendidik anak agar bisa memiliki
karakter dan kepribadian yang baik juga bermanfaat bagi diri anak, orang tua,
dan orang lain. Oleh karena itu, sebagai orang perlu menyadari serta memamahi
hakikat komunikasi dengan baik. Akhirnya, Penulis berharap semoga tulisan ini
membawa manfaat bagi pembaca.