Jumat, 16 Mei 2014

Komunikasi Pendidikan : Dampak dan Pola Komunikasi Dalam Keluarga


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sering kali kurang menyadari bahwa segala hal dalam kehidupan keluarga merupakan bagian dari bentuk komunikasi. Komunikasi adalah salah satu alat yang memiliki banyak manfaat dalam sebuah keluarga dan merupakan faktor penting dalam membina hubungan keluarga dan pembentukan karakter anak. Seorang istri harus mengerti cara berkomunikasi dengan suami, begitu pun sebaliknya, juga melakukan komunikasi dengan anak-anak. Komunikasi dalam keluarga tidak hanya dapat di lihat saat berbicara empat mata atau saat berkumpul dengan keluarga, pakaian dan parfum yang dipakai pun merupakan salah satu bentuk komunikasi, hal tersebut bisa menjadi pesan bagi sang suami, selain itu pasangannya pun harus pandai dalam menangkap dan menerjemahkan pesan yang diberikan. Sulit terbayangkan jika kehidupan manusia tanpa komunikasi. Sejak buka mata sampai menutup mata kita selalu berkomunikasi. Baik dengan diri sendiri, antar pribadi dan dengan banyak orang. Kemampuan berkomunikasi yang dimiliki semua makhluk dengan berbagai tingkat kerumitannya-dengan manusia yang memiliki tingkat komplekstitas tertinggi-dianugerahkan oleh Allah, agar semua makhluk itu dapat hidup. Hidup yang kita miliki dan jalani tidak dapat berlangsung tanpa komunikasi.
Hidup seseorang tidak akan pernah lepas dari komunikasi, baik secara sengaja maupun tanpa di sadari. Komunikasi tidak hanya dilakukan saat sedang serius ataupun dalam keadaan santai, tetapi juga dapat dilakukan dengan berolahraga bersama ataupun saat sedang berjalan-jalan dengan pasangan dan anak Anda. Hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat menjaga komunikasi dalam keluarga. Banyak keluarga yang hancur karena kurang memperhatikan faktor komunikasi, seringkali dalam satu keluarga banyak yang sering mengalami perselisihan, baik antara suami istri maupun dengan anak. Hal ini terjadi karena banyak keluarga yang belum memahami dan tidak dapat menggunakan komunikasinya dengan benar.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat beberapa rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini.
1.      Bagaimana Pengertian komunikasi ?
2.      Bagaimana Fungsi-Fungsi Komunikasi ?
3.      Bagaimana Karakteristik Tataran Komunikasi ?
4.      Bagaimana Bentuk-bentuk Komunikasi dalam keluarga pada masyarakat sekarang ? (Berdasarkan Pengamatan)

C.    Tujuan
Tanpa adanya komunikasi manusia akan sulit memahami tentang orang lain, khusunya pada kelompok keluarga. Maka dari itu, sangat perlu untuk mendalami makna dan manfaat dari komunikasi. Jadi, tujuan Penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui Pengertian komunikasi
2.      Agar dapat memahami Beberapa Fungsi komunikasi
3.      Untuk mengetahui Karakteristik Tataran Komunikasi
4.      Supaya mengetahui tentang bentuk-bentuk komunikasi dalam keluarga pada masyarakat sekarang, dan dijadikan bahan perbandingan bagi penulis dan pembaca



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari kata “communicare” berarti proses transformasi suatu informasi atau pesan yang disampaikan kepada pihak lain. Sedangkan menurut istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.[1]
Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan dampak kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di kemukakan oleh Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate” yang artinya ”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)[2]
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
B.     Fungsi-Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa terdapat beberapa fungsi komunikasi yaitu :
1. Menginformasikan (to inform)
Memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (to educated)
Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (to entertain)
Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi (to influence)
Mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran  komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.[3]
Sedangkan menurut William I Gordon  Fungsi Komunikasi adalah :
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan. Komunikasi sosial penting untuk:
  1. Konsep diri, yaitu pandangan kita mengenai siapa diri kita sendiri dan itu hanya bisa kita peroleh melalui informasi yang diberikan orang lain kepada kita.
  2. Eksistensi diri.  Dengan berkomunikasi, kita dapat menunjukkan eksistensi diri kita atau aktualisasi diri.
  3. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sendirian maupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan atau emosi kita. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain. Perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal.
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, antara lain menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur.[4]
Pendapat para ahli tersebut memberikan Pengertian bahwa fungsi komunikasi tidak hanya sekedar memberikan informasi, ide melalui ucapan kepada orang lain, tetapi juga sebagai alat untuk memperbaiki hubungan dan perbuatan setiap indivu kearah yang lebih bermanfaat, serta dapat mempengaruhi pikiran dan sikap manusia bahkan kelompok sosial masyarakat lain.
C.    Karakteristik Tataran Komunikasi
Komunikasi selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau situasi tertentu. Secara teoretis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai cara, tergantung kategori yang kita gunakan. Misalnya, berdasarkan kategori jenis muatan pesan, komunikasi dapat dibagi atas komunikasi politik, komunikasi bisnis, komunikasi kesehatan, komunikasi sosial, dan sebagainya.
Dilihat dari jumlahnya, komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas satu orang, banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar, atau organisasi), dan massa. Maka berdasarkan kategori jumlah manusia yang terlibat di dalamnya, komunikasi dapat terjadi dalam bentuk antarpribadi, kelompok, organisasi, massa dan antarbudaya. Namun, sebelum terjadi komunikasi antarpribadi, terjadi komunikasi di dalam diri komunikator, yang kita sebut komunikasi intrapribadi. Penggolongan berdasarkan hal ini kita sebut tataran komunikasi. Berikut ini adalah pembahasannya:
 1.      Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communications)
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator atau lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri. Misalnya, Setiap pribadi bertanya kepada diri sendiri, “Dalam situasi ini, apa yang sebaiknya saya lakukan?” Dalam komunikasi intrapribadi, seseorang bertindak sebagai komunikator dan sekaligus komunikan. Komunikasi intrapribadi merupakan dasar komunikasi antarpribadi. Ketika berbicara dengan orang lain, sesungguhnya  orang tersebut telah merampungkan suatu proses berkomu-nikasi dengan diri sendiri, “Apa yang ingin saya tanyakan? Pesan apa yang akan saya sampaikan? Bagaimana sebaiknya cara menyampaikannya?” Proses ini berlangsung dengan cepat, hampir tanpa disadari, kecuali ketika Manusia pertama kali belajar berbicara atau pertama kali menggunakan bahasa asing yang belum terlalu di kuasai. Dengan selesainya komunikasi intrapribadi, di mana manusia melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesannya, maka hal ini masuk pada tataran komunikasi antarpribadi.
2.      Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communications)
Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam kon-teks satu komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu komunikator dengan dua komunikan (komunikasi triadik: tiga orang). Lebih dari tiga orang biasanya dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi (nonmedia massa), seperti telepon. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator relatif cukup mengenal komunikan, dan sebaliknya, pesan dikirim dan diterima secara simultan dan spontan, relatif kurang terstruktur, demikian pula halnya dengan umpan balik yang dapat diterima dengan segera. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi berlangsung secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator dan komunikan relatif setara. Proses ini lazim disebut dialog, walaupun dalam konteks tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu pihak yang mendominasi percakapan. Efek komunikasi antarpribadi paling kuat di antara tataran komunikasi lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (efek konatif) dari komunikannya, memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal, serta segera merubah atau menyesuaikan pesannya apabila didapat umpan balik negatif.
3.      Komunikasi Kelompok (group communications)
Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak ditentukan secara matematis, melainkan tergantung pada ikatan emosional antar anggotanya. Dalam komunikasi kelompok, komunikator relatif mengenal komunikan, dan demikian juga antarkomunikan. Bentuk komunikasi kelompok kecil misalnya adalah pertemuan, rapat, dan lainlain. Komunikasi kelompok kecil pasti melibatkan komunikasi antarpribadi, sehingga teori komunikasi antarpribadi juga berlaku di sini. Umpan balik dapat diterima dengan segera, menentukan penyampaian pesan berikutnya. Namun, pesan relatif lebih terstruktur daripada komunikasi antarpribadi, bersifat formal maupun informal. Komunikasi kelompok sering kita temui dalam keluarga, tetangga, teman dan kerabat, atau kelompok diskusi. Komunikasi kelompok dapat terjadi di dalam kelompok dan juga antarkelompok.
4.      Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi di dalam organisasi maupun antarorganisasi, bersifat formal maupun informal. Semakin formal sifatnya, semakin terstruktur pesan yang disampaikan. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi: komunikasi ke atas, ke bawah, maupun horizontal. Sedangkan komunikasi informal adalah yang terjadi di luar struktur organisasi. Karenanya, komunikasi organisasi melibatkan komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, komunikasi intrapribadi, dan terkadang komunikasi publik juga muncul di dalamnya.
5.      Komunikasi Massa
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Dalam tataran komunikasi ini, komunikator dan komunikan serta antarkomunikan relatif tidak saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat heterogen. Komunikator dapat berbentuk organisasi (misal, tim redaksi, atau LSM yang menyatakan protes terhadap sesuatu). Pesan pesannya relatif bersifat umum, disampaikan secara serentak dan sangat terstruktur. Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda. Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan balik komunikan dengan segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus dilakukan survei atau penelitian. Di dalam komunikasi massa terjadi pula komunikasi organisasi, komunikasi kelompok besar atau pun kecil, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi intrapribadi.
6.      Komunikasi Antarbudaya (intercultural communication)
Komunikasi antarbudaya terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain. Definisi lain bahwa proses komunikasi antarbudaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antarbudaya menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi apabila terdapat dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.










BAB III
HASIL PENGAMATAN
A.    Bentuk-bentuk dan dampak Komunikasi Dalam Keluarga
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai- nilai kebijakan pada anak sangat tergantung pada pola komunikasi yang dilakukan orang tua dengan anaknya. Berdasarkan pengamatan Penulis, terdapat beberapa macam pola komunikasi keluarga yang terjadi dalam masyarakat yaitu :
1.      Pola komunikasi otoriter , yaitu mempunyai ciri, kekuasan orang tua dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua menghukum anak tidak patuh, sering terjadi pemukulan atau kekerasan pada anak.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, pada pasal 5 disebutkan bahwa setiap orang dilarang melakukan kekerasan terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya dengan cara kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, ataupun penelantaran rumah tangga.
a.       Kekerasan fisik. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau terluka berat.
b.      Kekerasan psikis. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
c.       Kekerasan seksual. Kekerasan seksual meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang dalam lingkup rumah tangga untuk tujuan komersil dan/atau tujuan tertentu.
d.      Penelantaran rumah tangga. Penelantaran rumah tangga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/ atau melarang untuk bekerja sehingga korban berada di bawah kendali pelaku.[5]
2.      Pola komunikasi demokratis, komunikasi berbentuk kerjasama antara orang tua-anak, anak di akui sebgai pribadi, ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua, kontrol orang tua tidak kaku.
Pola demokratis ini, memberikan dampak positif bagi pembentukan karakter anak hingga dewasa. Beberapa dampak positif tersebut yaitu :
a.       Anak memiliki sikap selalu menghargai orang lain
b.      Anak sudah mampu bersikap mandiri dalam mendapatkan hal yang menjadi keinginginannya
c.       Anak mempunyai ketegasan dalam mengambil keputusan
d.      Anak merasa termotivasi dalam berkreasi, dan
e.       Kestabilan kecerdasan anak selalu terjaga
3.      Pola Komunikasi permisif, mempunyai ciri, dominasi oleh anak, sikap longgar atau kebebasan dari orangt tua, kontrol dan perhatian orang tua sangat kurang.
Pengabaian orang tua terhadap anak sering ditemui pada masyarakat sekrang ini. Orang tua tidak lagi memiliki rasa kepedulian kepada anak. Sikap acuh tak acuh orang tua dengan anak tidak hanya terjadi di kalangan keluarga ekonomi lemah, tapi juga banyak terjadi pada kalangan orang-orang yang memiliki harta dan jabatan. Sebenarnya, Penyikasaan bukan saja dengan kekrasan fisik, akan tetapi pengabaian juga akan dirasakan oleh anak sebagai penyiksaan bagi pikiran dan jiwa mereka. Akibat dari pengabaian ini, Terdapat beberapa masalah yang di alami anak yaitu :
a.       Anak merasa kesepian akibat kurangnya perhatian orang tua
b.      Anak merasa kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain
c.       Anak cenderung suka menyendiri
d.      Motivasi diri berkurang, akibatnya prestasi menurun
e.       Depresi dan Mudah merasa emosi yang berlebihan
f.       Anak dominan memiliki sikap buruk
g.      Selalu punya persepsi negativ terhadap kahidupan

B.     Solusi
Beberapa perkara penting yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan komunikasi dalam keluarga :
1.      Berkomunikasilah di atas dasar Cinta kasih. Komunikasi yang didasari oleh rasa cinta kasih akan lebih menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan jauh dari ketegangan serta kegelisahan.
2.      Melayani anak sepenuh hati. Sikap kepedulian ini akan membuat anak merasa dibutuhkan, dihargai, dan dianggap penting dalam keluarga.  sehingga menjaga keutuhan dan menambah rasa cinta anak terhadap orang tua.
3.      Cerdas dalam menempatkan sikap dan perasaan, Setiap perkara itu ada masa dan situasi yang paling tepat.
4.      Menghidupkan sikap-sikap keagamaan dalam keluarga, dan
5.      Selalu berpikir positif










BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi adalah kunci kesuksesan keluarga, hal ini dapat dibenarkan sejauh komunikasi dilakukan secara kontinyu dan dipelihara dengan baik. Komunikasi bukan secara otomatis memberi kontribusi bagi kesuksesan keluarga. Yang pasti komunikasi dapat menjadi terapi untuk terbangunnya kepribadian yang sehat. Tapi sebaliknya, buruknya komunikasi antar anggota keluarga menimbulkan banyak masalah yang berkaitan dengan jati diri seseorang dan sosialisasi dirinya. Apabila keluarga masih dipercaya sebagai institusi yang sangat berpengaruh bagi pembentukan pribadi maka rusaknya komunikasi dalam keluarga pastilah menghancurkan potensi kesuksesan seseorang.
B.     Saran
Tujuan komunikasi yang paling utama adalah untuk mendidik anak agar bisa memiliki karakter dan kepribadian yang baik juga bermanfaat bagi diri anak, orang tua, dan orang lain. Oleh karena itu, sebagai orang perlu menyadari serta memamahi hakikat komunikasi dengan baik. Akhirnya, Penulis berharap semoga tulisan ini membawa manfaat bagi pembaca.












0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda